MANAGEMENT DAN CERITA PERJALANAN

Rabu, 16 Januari 2019

Edisi Pulang Kampung

                                                   "Wonosobo Ngangenin"

Hari jum'at tanggal 28 Desember 2018 dimana hari ini aku berniat mau pulang ke kampung halaman. Sepulang dari kantor aku langsung menuju terminal Pulo Gebang diantar oleh teman-temanku sesampai di terminal, aku membeli tiket di tempat biasa tetapi tiket bis tersebut sudah habis dan aku membeli di tempat lain. Kali ini aku naik bis bantuan yang dimana kwalitas bisnya kurang nyaman buat ku, karena kebetulan aku pulang sendiri tidak di antar suami. Singkat cerita selama perjalanan dari Jakarta ke Wonosobo roda bis tersebut meletus sampai 4 kali berhenti untuk menambal ban tersebut. Yang tadinya saya berharap pagi-pagi sudah sampai di wonosobo dan mau pergi ke Dieng mimpi itu sirna aku sampai wonosobo sudah jam 12 siang . Berasa banget capeknya tapi ketika aku bertemu dengan ibu dan adik ku rasa capek tersebut seketika hilang.
 
Karena aku cuma punya dua hari di rumah jadi aku putuskan untuk pergi ke Dieng , sebenarnya sudah sering tapi menurutku ada filosofi sendiri. Bayangin aja di jakarta kita bisa merasakan dingi hanya dengan bantuan AC sadangkan di sini AC alami plus pemandangan yang "wow". Malam pun tiba kakak ku datang kerumah dan menanyakan kapan waktu berangkatnya . Kita memutuskan untuk berangkat setelah sholat isya dan makan malam. 
Tepat pukul 21.00 WIB , kami berdua berangkat menggunakan motor, di perjalanan kami membeli jas hujan untuk persiapan jikalau hujan tiba, karena pada saat itu sedang musim hujan. Sebelum ke Dieng kami berhenti di Wonosobo kota untuk menyaksikan hiburan musik dan naik salah satu wahana yaitu "kurung manuk" yang ada di pasar malam. Setelah kami sedikit bosan kami melanjutkan perjalanan dan berhenti di Alun-alun Wonosobo. Tak lama kemudian hujan pun tiba kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan dan kami mencari tempat untuk berteduh. Di tempat berteduh tersebut pun kami berkenalan dengan kawan lain yang juga punya tujuan sama. Kami beristirahat sambil nunggu hujan reda. Setelah jam 03.00 WIB dini hari kami melanjutkan perjalanan ke Dieng. Kurang lebih dua jam dalam perjalanan , karena jalan berkabut dan cuaca lebih dingin jadi kecepatan bermotornya pun di kurangi.
Sesampai di Dieng hujan pun turun, kami berteduh di salah satu warung penduduk, sambil menunggu reda kami makan cemilan/ makanan pendamping  khas wonosobo yaitu tempe kemul. Sambil menunggu kakakku selesai sholat aku menghangatkan tanganku dengan bakaran kayu yang di letakkan di tungku. Tepat pukul 05.30 WIB kami memutuskan untuk naik ke bukit Sikunir biarpun masih hujan. Sekitar kurang lebih 30 menit kami sampai puncak cuaca pun masih belum bersahabat. Di puncak pun makin dingin menusuk tulang-tulang. Kami menikmati udara yang segar tanpa polusi, berasa fresh sekali udara ini. Di bukit tersebut kami menantikan sunrise, tapi apadaya cuaca tidak bersahabat yang ada kita hanya melihat kabut dan angin. Tapi rasa syukur tak terhingga masih bisa naik kesini. Setelah pukul 07.30 WIB cuaca masih tidak mendukung kami memutuskan turun, sesampai di bawah aku membeli terong belanda milik warga, harganya murah sekali perkilonya. dan tidak lupa membeli carica , manisan carica yang terkenal dari Dieng. Setelah itu kami kembali pulang tak lupa juga kami berhenti di Sitieng, yaitu gardu pandang Dieng. Setelah bosan kami melanjutkan perjalanan arah pulang dan tidak lupa kami mampir ke salah satu pasar tradisional di Desa Giyanti selomerto. Pasar tersebut menjual beraneka makanan khas Wonosbo seperti: nasi jagung, nasi megana, tempe kemul, klepon, cenilan , dan lain-lain. Bahkan menikmati seni budaya Wonosobo juga yaitu Tari Lengger.
Hari sudah siang kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing dan aku pun menghabiskan waktu di kampung untuk berkumpul dengan keluarga. Sebelum aku berangkat ke Jakarta lagi untuk mencari ilmu dan biaya untuk menyambung hidup. Esok harinya tanggal 31 Desember 2018 aku kembali ke Jakarta untuk berkumpul lagi dengan keluarga  dan suami di Jakarta.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

   S e telah dua tahun lebih perjalanan ini yang dimana penuh dengan kesakitan, kesedihan dan keputus asaan, di mana jalan kehidupan ku tida...